Senin, 20 Juni 2016

Cerita Singkat Perjalanan NEGRI DI ATAS AWAN

Posted By: Wisata Kita - 20.24

Share

& Comment



Sebuah bukit di kawasan taman nasional tengger semeru bromo. Terdapat 2 titik, b29 dan b30. Istilah b29 ini merupakan singkatan bukit 29. 29 sendiri merupakan simbol dari ketinggian bukit ini yaitu 2900 mdpl. Uniknya B 29 berada di kabupaten Lumajang sedangkan B 30 berada di Kabupaten Probolinggo .

Awal mula rencana mengunjungi B 29 setelah melihat beberapa foto dari salah satu teman yang di posting disebuah akun pribadi sosial media. Foto di atas bukit berlatar belakang gunung bromo, gunung batok dan puncak mahameru yang berselimut awan tebal. Karena itulah kita termotivasi untuk kesana. Sebelum berangkat, saya bertanya terlebih dahulu kepada teman saya yang sudah mengunjungi B 29. Saya menanyakan kondisi, keadaan dan akses menuju ke sana, dan saran dari rekan saya agar menghubungi teman saya yang berdomisili disana, tepatnya di desa Senduro.

Akhirnya saya memutuskan berangkat di akhir pekan. Saya tidak sendiri melainkan mengajak teman saya, Anggi. Pukul 5 sore kita berangkat menuju rumah teman saya terlebih dahulu, di desa Senduro. Sejenak kami beristirahat dan pukul 22:30 kita sampai di rumah rekan saya Dhani.

Kita bersiap-siap menuju ke B 29 dengan dipandu oleh Dhani. Jam 4 pagi kita mulai bergerak menuju ke parkiran B 29 dan lama perjalanan kurang lebih 1 jam. Jalan yang kita lalui awalnya masih bagus. Begitu kita masuk desa Argosari jalan mulai terasa menanjak dan berkelok. Tak lama aspal mulai nyaris tidak terlihat dan berganti jalan berbatu juga berdebu. Medan terjal terasa semakin berat. Jalan yang kita lewati tanah kering berwarna coklat kekuningan dengan tekstur lembut, namun saat kaki menginjak tanah langsung ambles sekitar 15 cm. Roda sepeda motor saya sering terjerembab tanah. Dibutuhkan teknis khusus untuk melewati jalanan ini, sungguh diluar dugaan. Apalagi motor yang saya tunggangi berjenis skuter matik.

Tarikan motor saya semakin terasa berat pertanda van belt mulai kendor karena panas hingga menimbulkan bau sangit. Saya putuskan untuk berhenti sejenak untuk menghindari kerusakan pada motor. Untuk mempercepat roda belakang saya siram sedikit air. Sekian lama kita melintas kita sampai di pos masuk. Disana pengunjung tidak diperkenankan membawa sepeda motor yang masih standar bawaan pabrik untuk naik sampai B 29 dikarenakan medan semakin berat lagi. Kecuali motor yang berjenis trail yang mampu dan diperkenankan untuk naik.

Akhirnya motor saya parkirkan, sedangkan dhani sedang berusaha nego tarif ojek. Tarif ojek yang awalnya dipatok harga Rp. 100.000 untuk antar jemput sampai tujuan kita tawar menjadi Rp. 70.000 per orang. Kita menyewa 2 ojek . Benar saja medannya sungguh berat. Sampai badan terasa sakit semua. Jarak dari parkiran menuju puncak B 30 sekitar 2 KM sekitar 20 menit lamanya untuk sampai puncaknya. Saat dalam perjalanan saya diberitahu tukang ojek yang mengantar saya. Bahwa semalam ada angin lumayan kencang sehingga awan yang biasa terlihat dari atas puncak hilang karena angin. Sebenarnya sedikit kecewa juga mendengar penuturan tukang ojek.

Setibanya kita diatas puncak B 30 kekecewaan itu perlahan mulai hilang. Kita disuguhkan pemandangan yang luar biasa. Pemandangan sunrise dan kawasan bromo nampak begitu jelas. Suhu diatas puncak sangat dingin. Saya dan Anggi sempat menguji nyali kita untuk melepas jaket mencoba melawan hawa dingin. Sekalipun saya membawa minuman jahe tetap saja kedinginan. Pukul 07:30 kita turun dari puncak . Tak terasa hampir sekujur tubuh penuh debu yang tebal . Setelah sampai parkiran kita menghirup udara segar sesaat setelah menempuh perjalan turun dari puncak yang berdebu.

Refreshing kali ini bisa dibilang rencana dadakan, persiapan yang minim dan budget yang pas-pasan. Peran teman juga mendukung dalam perjalanan kali ini.

Setelah cukup beristirahat kita kembali ke rumahnya dhani. Saat saya mau mengambil sepeda motor saya, anggi tiba2 mengahmpiri saya dan bilang mau berjalan bersama pengunjung lain yang mau turun. Dan ternyata anggi salah jalan. Dia tidak melewati rute sewaktu kita berangkat. Dia malah mengikuti rute orang lain yang terbilang lebih jauh. Saya dan dhani sempat kebingungan saat mencari. Saya putuskan kita berpencar dan bertemu di gapura desa Argosari, karena hanya ada 2 jalur . Dhani mengambil rute awal sewaktu kita berangkat sedangkan saya mengambil rute yang satunya melewati rumah penduduk desa Argosari dan rute ini lebih jauh. Saya sempat bertanya sama pengunjung yang lain dengan menyebutkan ciri-ciri fisik. Tak lama saya berjuan melewati jalan yang sangat extreme. Saya bertemu anggi dalam keadaan tersenyum seolah tak merasa bersalah. Saya melanjutkan menuju rumahnya dhani. Setibanya kita sampai di rumah, ternyata sudah disuguhkan sarapan. Kita bersih kemudian mandi. Setelah terasa segar kita makan bersama. Begitu terasa nikmatnya sampai kita kenyang dan mata mulai sayu karena mengantuk. Akhirnya kita merebahkan badan sampai tertidur. Pukul 13:00 kita berpamitan dengan dhani dan keluarganya.

Saya sempat berkeinginan datang kembali untuk berburu negri diatas awan sampai dapat. Bila perlu camping untuk mendapatkan sunset dan sunrise dari atas puncak. Saya anggap perjalanan kali ini saya jadikan sebagai pelajaran perjalanan berikutnya. Sekian catatan singkat perjalanan kita.

Terimaksaih sudah berkenan membaca cerita singkat perjalanan kita di Wisindoka.



Penulis : Farid Rusadi 
Pendukung : Anggih Kurniawan 
Admin Post: Lail Asyita

About Wisata Kita

Blog ini berisi artikel pengalaman kita. Ikuti cerita dan kisah pengalaman menarik lainnya di Blog kami. Jangan lupa share dan like nya ya... :)

0 komentar:

Posting Komentar

About . Disclaimer . Privacy Policy . Sitemap .

Copyright © 2016 Wisindoka™ Cerita Asyik Perjalanan Kita.

Designed by Templateism. Built with Blogger Templates.